Iyo

Jumat, 20 Agustus 2010

Lagi-lagi Seperti Ini (Kesasar)

Gak tau juga ya mungkin budaya atau kebiasaan atau malah gaya hidup kalau tiba-tiba sering kesasar atau malahan hobi? Ya tergantung pada setiap orang menjalaninya. Bagi saya pribadi kesasar merupakan petualangan baru di dalam menjalani hidup. Dari lupa jalan sampai salah rute bus itu menurut saya wajar-wajar saya karena tidak ada manusia yang sempurna. Untuk cerita kali ini saya tidak menceritakan kehidupan kesasar/tersesat saya,tapi orang-orang yang ada disekitar. Seperti hari minggu kemarin tanggal 14/08/10 maksud hati main kesana untuk mencari suasana baru dan menyelesaikan masalah, tapi ya ada sesuatu yang tambah ruwet ada yang beres. saya tidak akan menceritakan itu karena gak lucu kalau cerita itu malah ntar yang ada cuma sedih-sedihan gak asik  banget kan? Tapi mau gak mau ya cerita dikit karena memang berkesinambungan. Begini ceritanya, rumah kontrakan teman saya sangat amat jauh dari tempat saya bermain dan bertemu seseorang anggap saya dia bernama V. Kita udah janji untuk bertemu dan bermain bersama, tapi singkat cerita selama bermain tidak menemukan titik temu dan solusi malah tambah ruwet sampai harus petak umpet di suatu tempat perbelanjaan dan wisata di kota jogja( untuk kali ini saya tidak ceritakan dulu). Akhirnya setelaj pulang dan saya harus mengambil tas di kos-kosannya kita sempat ngobrol dan agak bersitegang lumayan lama sampai tidak ingat waktu ternyata sudah pukul 21.45wib. Nah karena saya menggunakan trasnportasi umum yang tutup jam 21.30wib otomatis sudah tidak ada trasnportasi umum padahal rumah kontrakan teman saya sangat amat dan jauh sejali dari lokasi. Kalian bisa membayangkan kondisi saya waktu itu. Celana panjang hitam,pakai sepatu hitam,pakai kemeja, bawa tas gede dan jemper hitam. Dengan kondisi yang belum mandi dan rambut belum keramasa sambil membawa helem jelek dan ancur jalan ditengah keramaian kota. Gimana coba rasanya? Semoga kalian tidak pernah merasakanya. Niat hati ingin jalan sampai tujuan tapia apa daya jalan tidak hafal dan kondisi yang sudah lelah. Datang menhampiri supir taksi.
"Pak ke sini berapa Ya?" (tidak sebut kota atau merek taxi demi kredibilitas dan kenyamanan)
"Ow agak mahal itu karena jauh sekali" supir
"Wah saya bingung ini mau pulang gimana?" Aku dengan wajah yang lusuh dan memelas.
"Kira Rp 50.000" Supir
"Hah!!???" Kaget dan bingung. "Itu bisa kurang gak pak? uang saya tinggal sedikit dan mau buat ongkos makan dan pulang ke kampung halaman" Asli beneran duitku tinggal minim banget.
"Ya sudah Rp 30.000 udah murah sekali" Supir
Itulah orang jawa siapapun dapat dianggap sodara dan murah hati serta mengert kondisi. Pertama kali naik taxi sendiri berasa orang berduit padahal ntu uang buat ongkos kerumah juga pas banget, tapi apa daya daripada gak sampai rumah. Selanjutnya naik ojek karena satu-satunya akses masuk ya naik ojek.
"Pak ojek ke alamat ini" Aku
"Oya sip" Tukang ojek
Sepanjang perjalanan ada yang janggal dan meragukan karena alamat yang aku minta tidak sesuai maka timbul rasa curiga juga takutnya ada modus penggelapan penumpang dan dicuri tasnya padahal duit juga minim. Muter-muter komplek.
"Pak jalannya itu bukan lewat sini, saya juga sudah 3 kali kesini jadi hafal" dengan nada tinggi.
"Ya tenang saja sampai tujuan" Tukang ojek dengan pedenya. "Nah ini gang 1"
"ya" aku
"Ini gang 2 kan?" masih ngomong gak jelas.
"Pak rumah teman saya itu gang 7" Rada emosi.
"Ow bilang dari tadi kalo gang 7" Sok tau dan pura-pura tau.
"Hello.. kemana aja lo dari awal juga da bilang" Aku ngomong dalam hati.
"Nah ini gang 7 nomer 5" Tukang ojek dengan yakin.
"Keliatannya bukan pak? rumah kontrakan teman saya itu tingkat bawahnya gak kayak gini. Ya udah saya turun disini saja." Bete mode On.
"Ow ya sudah" Watados banget.
Setelah tukang ojek pergi aku jalan ke gang yang katanya gang nomer 7, tapi apa yang terjadi diluar dugaan dan sangat mengagetlan. Ternyata masuk gak nomer 3 pantes aja kagak ketemu. Jadi heran yang kesasar aku atau ntu tukang ojek?
Untung aja da orang lagi ronda jadi bisa tanya coba kalo gak? Udah malem gak da orang ntar mala disangka maling jemuran celana dalem. Masi ada lagi cerita lainnya, ngantuk jadi besok saja.

Tidak ada komentar: