Iyo

Senin, 28 Juni 2010

Mimpi atau Impian

   Banyak orang yang bilang sesuatu atau inovasi yang luar biasa ada karena kita memiliki sebuah mimpi dan akhirnya akan menjadi sebuah impian. Seperti orang yang ingin ke bulan, itu berawal dari sebuah mimpi dan mempunyai impian untuk pergi kebulan dan akhirnya terwujud.
   Apakah kalian mempunyai sebuah mimpi dan akhirnya menjadi impian yang terwujud? Kalau aku pribadi jelas punya, tapi belum semuanya terwujud karena memang kurang dukungan dan dana. Penting sekali modal awal itu dukungan entah dari orang tua, pacar atau sahabat itu sangat penting. Tapi dukugan dari keluarga saja tidak ada mau bagaimana lagi kan? Pendanaan pasti akan terhambat dan akhirnya impian yang seharusnya jadi kenyataan akhirnya hanya sekedar mimpi saja. Belum atau bahkan tidak ada hasil sama sekali. Ironis banget kan? Ada makanan tetapi kelaparan (nyambung gak sich). Ada beberapa impian yang Aku miliki yaitu punya kamera SLR karena hobi dan seneng fotografi, tapi sampai sekarang mala belum punya juga. Punya sepeda Low Rider agar bisa mengurangi polusi sampai saat ini masi belum jelas. Impian ingin menjadi gitaris dan mempunyai grup Band akhirnya kandas setelah impian dari SMP tidak ada dukungan dana atau yang lain-lain termasuk ga bakat juga. Tapi walaupun masi banyak impian yang ingin aku raih ada beberapa yang sudah terlaksana berkat dukungan dari temen-temen dan Tuhan dari orang tua NOL BESAR. Gak pernah ada. Aku gak tahu apa mereka bener-bener ga ada dana atau cuma pelit atau gimana aku sampe sekarang gak tahu karena tidak pernah cerita dan terbuka kemana dana atau uang yang mereka miliki? Kadang sedikit frustasi karena mimpi yang tak kunjung menjadi sebuah impian. Tapi setelah melihat film Sang Pemimpi aku jadi rada termotivasi. Gagal sudah biasa proses pasti ada tinggal bagaimana kita dapat mempercepat proses tersebut. Salam Pemimpi. 

Minggu, 27 Juni 2010

Lagi-lagi Masalah Selera...

Yap bener banget. Masalahnya masi tentang televisi dirumah Saya. Bukan masalah 14 inch, tapi masalah jam nonton. Kadang bisa nonton sesuai selera itu diatas jam 22.00WIB setelah semua orang tertidur dengan lelapnya. Gimana gak? Mau nonton Final Indonesia Open 2010 yang sudah beberapa hari di ikuti tinggal lihat finalnya gak bisa. Ya, lagi-lagi masalah selera. Masi inget kan selera babehku yang rada maaf rendah. Mala nonton acara inpotement alias pergosipan ria kayak ibu-ibu rumah tangga. Astaga. Gak usah heran kalau aku sudah terbiasa dengan peristiwa tersebut. Gak asik banget dech kalau udah bahas tentang acara tv. Makanya aku langsung browsing dan cari-cari tv murah taruh di kamarku lebih aman,terjangkau dan bisa menonton sesuai selera. Bagi anda yang jual tv murah bisa hubungi saya.

Antara Piala Dunia dan Sebuah Selera

Event yang hanya 4 tahun sekali terlewatkan begitu saja. Memang walaupun tidak terlalu gila bola tetapi rasa ingin menonton tim andalan pasti menjadi suatu kewajiban entah menang atau kalah. Dengan nonton juga bisa nyambung bercerita dengan teman-teman atau dunia luar, tapi apa daya televisi dirumah Cuma satu 14 inch lagi. Ampe bosen liatnya,tapi mau gimana lagi adanya cuma itu. Padahal ntu televisi sudah dua kali rusak udah diservis jadi lagi. Prinsip di dalam keluargaku kalau belum rusak,hancur atau hilang gak akan beli lagi. Kebayang kan? Benda sudah 15 tahun dan termakan jaman itu belum tergantikan. Secara finance sich mampu beli. Buktinya bisa beli ni komputer walaupun kadang sering eror dikit,bisa pasang internet di rumah dan bisa beli motor tiga (walaupun kredit). Kembali ke topik yaitu gila bola atau demam bola Piala Dunia. Susah banget mau nonton dirumah. Mau nonton bareng diluar kadang dana minim. Wah repot lagi kan? Mau nonton lewat handphone gak bisa. Ujung-ujungya Cuma bisa liat di berita hasil akhir pertandingan. Ironis banget kan. Kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa gak bisa nonton di rumah. Nah itu pertama babeh gak suka sepak bola atau olahraga lainnya dia lebih suka acara cari jodoh atau gosip. Aku juga kadang bingung seleranya bisa aneh gitu yang jelas hobi dia cuma tidur ama kentut selebihnya gak ada. Ibuku jelas kagak suka gituan. Nah kalo divoting jelas kalah kan? 2:1. Ya mau gimana lagi, begitulah adanya.

Kebijakan yang "Aneh"




Ini akibat dari sebuah kebijakan yang aneh. Jadi browsing brasa di pantai cahayanya terang banget..

Sebuah Kebijakan yang "Aneh"

Pernah dengar kata-kata yang rada aneh pasti mengacu kepada sesuatu hal yang tidak lazim dan tabu untuk dilihat,diperbincangkan atau dibahas rame-rame. Nah dari keanehan akan timbul yang namanya penasaran kalau sudah penasaran maka akan bertanya-tanya. Apakah kalian akan bertanya kenapa judulnya "Sebuah Kebijakan yang Aneh" Begini ceritanya. Terlahir di kehidupan yang sangat modern, tetapi ingin menjaga suatu kebiasaan masa lampau atau masih terlihat kolot (bukan yang untuk celana lho)tetapi tidak ingin menamakan dirinya kolot. Serba perfeksionis dan tidak ingin diberi kritik atau saran (egois banget kan). Nah itulah orangtua saya yang sangat baik hati,suka menabung tapi tetep pelit.
Peristiwa yang aneh sering terjadi. Dari buang benda orang lain se-enaknya sendiri sampai membuat kebijakan yang aneh dan merugikan diri sendiri dan tidak mau mengakui kesalahannya sediri. Seperti peristiwa malam hari yang sangat panas. Padahal Aku paling gak suka kepanasan dalam rumah. Kipas angin kecil ukuran 15cm untuk serumah (ironis banget kan)tetapi jendela dan seluruh ventilasi ditutup semua.
Gila banget kan? Puanase kayak apa? kebayang kan. Sampai akhirnya mending aku di teras rumah dan tidak bisa menikmati acara televisi. Pas mau tidur ntu kipas angin kecil yang tinggal satu dibawa ke dalam kamarnya. Wah tambah egois lagi kan? Cuma satu ditaruh kamar, nasibku brasa di sauna tidurnya.
Sementara keanehan yang saya ceritakan cukup sekian ini masi bersambung lagi...
OK. ^_^'

Sabtu, 26 Juni 2010

Pailit atau PELIT?

Melihat definisi kata-kata diatas memang berbeda makna,maksud dan tujuannya.
PAILIT = Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang para kreditornya. Keadaan tidak mampu membayar pada prinsipnya disebabkan karena kesulitan kondisi keuangan (financial distress) dari usaha debitor yang telah mengalami kemunduran.
PELIT = Apabila punya uang,tapi tidak mau bagi-bagi padahal uang itu lebih untuk diri sendiri dan masih ada sebagian untuk orang lain.
Nah, contoh diatas itu buat hidupku yang kadang punya ortu rada "PELIT" tapi gak lagi "PAILIT" terus gimana coba? Bingung kan? Apa lagi aku yang jadi anaknya.

Uang, Uang dan Uang

Sekilas mendengar kata uang pasti dipikiran kita akan terbayang uang kertas dan uang recehan atau dalam bahasa ekonominya uang Kartal dan Giral. Apakah semua orang akan membutuhkan uang? Jawabnnya bisa iya atau tidak sama sekali. Ya, ada beberapa orang yang menganggap uang tidak diperlukan lagi setelah orang itu meninggal. Memang di Dunia ini tidak ada yang abadi. Keadaan keuangan atau financial yang minim terkadang membuat sebagian orang merasa terus kekurangan,stres,bingung dan tindakan anarkis. Seperti kasus-kasus pembunuhan,perampokan dan pencurian terkadang dengan satu motivasi yaitu ingin memiliki uang. Nah disini saat uang bagi mereka sangat berharga. Luar biasa sekali kan? Orang yang masi hidup masih banyak yang menginginkan dan membutuhkan uang. Kenapa uang sangat dibutuhkan oleh masyrakat atau manusia? Jawabannya sangat jelas karena uang sebagai alat tukar yang sah. Coba kita lihat jaman-jaman purba atau jaman-jaman pra sejarah. Mungkin tidak ada kasus pembunuhan,pencurian atau perampokan yang motivasinya ingin memiliki uang. Jelas sekali karena jaman dahulu uang belum terlalu ngeksis karena memang belum mengenal uang atau masih barter. Semakin berkembangnya jaman maka biar lebih gampang dan enteng membawanya akhirnya ada uang sebagai alat tukar.
Seperti sekarang ini uang sangat digemari oleh semua orang termasuk saya sebagai penulis. Tidak tahu tertarik atau bagaimana Saya kuliah di fakultas yang membahas tentang keuangan. Terus terang saja, Aku kurang begitu seneng buat ngejalanin perkuliahan dengan pokok bahasan uang,uang dan uang. Ya mau bagaimana lagi tuntutan profesi. Mau masuk fakultas lain terhambat keadaan finance yang kurang. Uang,uang dan uang lagi kan. Impianku untuk bisa terwujud butuh uang. Bayar kuliah uang juga. Beli pulsa uang lagi. Heboh banget kan sama yang namanya uang. Kalian tahu tidak arti kata uang? Sebentar aku cari tahu lewat google dulu. Tidak beda jauh dengan definisi uang yang ada di paragraf pertama. Itulah uang. Saya benci uang! Itu sangat munafik. Saya cinta uang! Itu tidak baik juga. Nah terus gimana coba? Kurang uang bingung? Ada uang habis. ^_^’