Jumat, 30 Juli 2010
Selasa, 27 Juli 2010
Malu bertanya (memang) tersesat dan capek
Ini sebuha tragedi yang mungkin sangat amat tabu untuk dipertontonkan di depan umum, tapi karena memang dalam blog saya bercerita tentang cerita sehari-hari maka dengan ini saya putuskan untuk menceritakannya. Dalam cerita ini mungkin ada beberapa rokoh yang harus disensor namanya demi menjaga kredibilitas (artinya apa ya?) sang tokoh dan karena saya juga gak terlalu kenal dengan tokoh tersebut. Ada beberapa fasilitas yang tidak di sensor ya itung-itung sekalian biar pada tahu tempat tersebut walaupun bukan di kota sendiri.
Begini ceritanya,ini sebenarnya sudah agak lama terjadi karena kebetulan di posting ceritaku yang1 dan 2 sudah hadir biar seperti film-film ada flash backnya gitu.
Sebennntar,mungkin ceritanya besok saja lagi ada kepentingan,,
Bersambung>>
Senin, 19 Juli 2010
Ceritaku bagian 2
Yap ini adalah judul yang pernah aku ceritakan :) pada hari-hari yang lalu. Ini sebuah cerita waktu pergi main ke jogja nganter pacarku buat ngurusi keperluan untuk menjadi calon mahasiswa baru di salah satu universitas swasta ternama di jogja. Pertama sebetulnya gak minat buat nemenin dia kesana, tapi karena rasa kekhwatiran yang merasuk salam tubuh (haha,, bahasa yang aneh). Mau gimana lagi, Dia kadng anaknya suka bingungan dan rada kecil postur tubuhnya. Ntar takutnya dia dikira anak SMP yang mau daftar kuliah kan repot tuch makanya aku harus turun tangan sebagai pacar yang baik juga ^_^ beruntunga banget kan dia bisa punya pacar seperti aku.
Nah karena ada aturan untuk tidak idup atau tidur bersama dalam satu kamar atau satu rumah sebelum ada satu ikatan yaitu pernikahan dan prinsip itu sangat berpegang teguh dalam kehdupan pacaranku jadi aku tidur temmpat kontrakan teman yang jaraknya memang sangat amat jauh karena menggunakan alat transportasi bus. Kebetulan juga si temenku main ampe malam, jadi aku harus nunggu di depan kontrakannya dia malam-malam. Brasa orang bingung dan tersesat. Untung aja warga gak laporin aku ke Rt dikira aku anak ilang dan kebingungan repot kan?
Next time dilanjutin lagi ceritanya karena memang waktuku yang sangat mepet. Lagi rada sibuk Bersambung>>
Nah karena ada aturan untuk tidak idup atau tidur bersama dalam satu kamar atau satu rumah sebelum ada satu ikatan yaitu pernikahan dan prinsip itu sangat berpegang teguh dalam kehdupan pacaranku jadi aku tidur temmpat kontrakan teman yang jaraknya memang sangat amat jauh karena menggunakan alat transportasi bus. Kebetulan juga si temenku main ampe malam, jadi aku harus nunggu di depan kontrakannya dia malam-malam. Brasa orang bingung dan tersesat. Untung aja warga gak laporin aku ke Rt dikira aku anak ilang dan kebingungan repot kan?
Next time dilanjutin lagi ceritanya karena memang waktuku yang sangat mepet. Lagi rada sibuk Bersambung>>
Rabu, 14 Juli 2010
Ceritaku
Perasaan khawatir kadang menyelimuti dalam kehidupan. Seperti khawatir jemuran kehujanan padahal celana dalem tinggal satu, khawatir dapat nilai jelek waktu ulangan, khawatir ketauan pas lagi ambil mangga tetangga sebelah dan masi banyak kekhawatiran yang melanda dala hidup ini. Kadang karena sangat amat khawatir harus pergi jauh dan tak kenal lelah. Seperti Aku yang rada khawatir sama pacarku yang mau kuliah diluar kota padahal ntu anak juga gak terlalu mandiri kadang kayak anak kecil dan kadang bingungan. Gimana gak khwatir coba anak yang masi kurang pengalaman harus pergi ke kota besar sendirian naik bus padahal juga ada travel. Naik bus juga kadang ketiduran karena ntu anak emang hobi banget tidur. Selayaknya pacar yang baik pasti memberikan bimbingan serta masukan yang sangat penting karena secara segi umur juga terpaut satu tahun dan pengalaman paling gak juga lebih banyak. Kekhwatiran inilah yang akhirnya harus ikut menemani ke kota tujuan dan harus nginepsatu hari, tapi beda tempat dan kamar. Kalau Dia nginep di kos-kosan yang baru dibayar lunas satu tahun kemarin karena pengen mencoba sedangkan aku menginap dikontrakan teman yang jaraknya sangat amat jauh dari hirup pikuk perkotaan. Sampai-sampai aku haru jalan kurang lebih 6Km untuk mendapatkan akses transportasi bus. Pengen tau ceritanya gimana? Baca terus blog ini..
Bersambung...
Bersambung...
Kamis, 08 Juli 2010
Handphone (Hp)
Hampir semua rakyat indonesia mempunyai handphone. Benda yang mewah pada abad 19an sekarang menjadi barang yang biasa saja. Dari yang hitam putih sampai yang bisa buat internetan. Dari masyrakat kelas bawah sampai orang berdasi pun memiliki handphone. Fungsi atau gengsi yang mereka pertahankan untuk memilikki handphone? Semua kembali ke setiap individu yane memiliki. Ada orang kaya yagn memiliki handphone biasa-biasa saja karena lebih tertarik dengan fungsi dasar. Ada yang karena sedikit "pelit" akhirnya membeli hp dengan alasan tersebut. Bahkan kalangan kelas menengah kebawah berlomba-lomba untuk membeli handphone yang berfitur lengkap dengan harga yang mahal diluar batas gajinya sendiri. Apa motivasi mereka memilikinya? Ad yang karena tuntutan profesi sehingga membutuhkan handphone yang memiliki fitur yang lengkap. Ada yang cuma sebagai gengsi agar dilihat orang. Bahkan sekarang anak SD pun sudah memiliki handphone yang mahal dan berfitur lengkap. Sebenarnya apakah itu penting? Kebanyakan disalahgunakan untuk sesuatu hal yang tidak sepantasnya. Pengeluaran pulsa setiap bulan bahkan ada yang melebihi pengeluaran belanja. Apalagi sekarang ada handphne berfitur bagus dengan harga yang lumayan murah, sehingga masyrakat sekarang lebih gila mengkonsumsinya. Mungkin beda dengan ayah saya yang memiliki handphone CDMA kelas biasa dan susah sinyalnya. Tapi apa yang terjadi? Fungsi dan kegunaan handphone tersebut mala menjadi seperti telpon rumah. Bayangkan handphone selalu ditinggal dirumah. Jadi setiap ada sms atau telpon tidak tahu. Ditinggal dirumah dengan alasan tidak ada pulsanya. Trus ngapain punya handphone? Itu ciri khas orang yang rada "pelit" juga dalam hal handphone. Beli yang murah lagi. Orang tipe tersebut biasanya tidak tertarik dengan fungsi dan fitur handphone yang bagus karena harganya relatif mahal.
Langganan:
Postingan (Atom)