Iyo

Kamis, 28 Januari 2010

Mengejar Waktu Menunggu Hadirmu

Tut…..tut…...tut…ini bukan suara kentut yang sebenarnya.Itu adalah bunyi jam yang ada di kamar Elsa.Jarum panjang di angka enam dan jarum pendek ada diangka tujuh.Berharap biar tidak terlambat ke sekolahdia mulai untuk cepat-cepat mandi dengan cepat dan efisien.Akan tetapi apa yang terjadi terjadilah.Panggilan alam di pagi hari merupakan suatu hal yang sangat mengganggu dan membuat menjadi paranoid.Tok…tok….tok terdengar gemuruh dan ricuh terdengar di pangkalan “nongkrong” yaitu di WC.Jam sudah menunjukan 6.45 waktu bagian rumah.Dengan sigap seperti kebakaran bulu kaki Elsa langsung bersepeda dengan tenaga penuh layaknya atlit Olimpiade.
Cii…iit..ttt itu bukan bunyi tikus ketabrak sepeda,tapi bunyi rem dari sepeda punya Elsa.Bang kumis sebut saja bukan nama sebenarnya habis kumisnya tebel seperti hutan habis direboisasi,tapi anggap saja nama sebenarnya.Dia adalah satpam yang sering stay tune di pos satpam (ya,iyalah namanya juga satpam kalau di pos ronda namanya orang lagi ronda).Berdiri dengan pose yang seakan-akan mau di foto sama foto grafer terkenal dunia.
Setelah sampai di sekolah tercinta langsung masuk parkiran sepeda di bawah pohon beringin.Elsa baru sadar ternyata misinya belum selesai sampai disitu karena ia harus masuk ke kelas sebelum guru jam pertama masuk duluan.
Untung tidak bisa diraih dan malang tidak bisa dihindari.Ternyata salah membawa tas yang dibawa tas punya ayahnya.Keringat dingin mengucur,mata memerah,dan tangan didahi.Itu namanya gejala-gejala cemas.Penderitaannya bukan hanya samapai disitu saja.Hari itu juga ada ulangan mendadak seperti razia dadakan yang tidak kenal akan waktu.Wajah tambah pucat dan rambut yang terurai panjang seakan dikriting digital.Pepatah mengatakan banyak jalan menuju ke sekolah kalau menuju ke Roma kan kejauhan dan butuh banyak dana.Elsa mulai berpikir dan memutar otak seperti di film-film kartun.Dengan sedikit make up dan memasang tampang pucat,dia minta ijin ke UKS.Alhasil hati gurunya luluh dan mengijinkannya ke UKS.
Disatu sisi tinggal menimpa sang ayah.Ternyata tidak disangka-sangka membawa tas punya anaknya yang gambarnya kartun plus pernak-pernik lucu.Padahal hasil persentasi dan dokumen yang akan dibahas ada di tas tersebut.Ayah Elsa mulai mencari inspirasi dengan gaya klasiknya tangan kanan di perut dan tangan kiri di pantat seperti ekspresi orang yang lagi mau “nongkrong”.Kesempatan untuk minta ijin ke WC akhirnya bisa terlaksana sebagai alas an untuk mangambil tasnya.
Kesempatan emas itu tidak disia-siakan begitu saja.Dengan langkah cepat ke parkiran mobil lalu ke sekolah Elsa padahal jaraknya cuma 200m dari kantornya jadi biar terlihat lebih dramastis.
Sesampainya di sekolah Elsa bagaikan anak dan ayah yang ditemukan kembali saat bencana alam.Mereka saling berpelukan dan berbahagia sekali.Transaksi pergantian tas terjadi di belaakang sekolah agar tidak terlihat orang lain.Lihat kanan dan kiri suasana aman dan kondusif mereka bertukar tas.Senyum terpancar di wajah karena transaksi bisa berjalan dengan sempurna.
***
Hari yang cerah dan burung lagi pada nangkring di pohon-pohon durian depan rumah dan banyak bunyi-bunyian aneh setiap pagi.Itu adalah suasana pagi di rumah Elsa.
“Sa,cepetan mandi terus makan pagi! Ayam tetangga aja sudah bangun dari tadi dan sudah makan” teriak ibu Elsa dari dapur.
“Sebentar bu,Elsa lagi cari pensil sama penghapus untuk pelajaran gambar hari ini” sahut Elsa dengan suara seriosa.
“Mungkin pensilnya diamakan sama tikus,kemarin baju luar dan dalam ibu aja pada sobek” jawab ibu Elsa.
“Dimakan tikus juga bu?” tanya Elsa agak heran.
“Nggak,cuma baju dah lama dan sering dipakai jadi sobek” jawab ibu Elsa sembari mengambil roti bakar.
Elsa siswa yang taat sama peraturan sekolah.Hal itu terbukti bel kurang lima menit baru samapai di sekolah.Tapi perbuatan itu ga boleh ditiru ya.
Hidup itu saling mengisi ada yang cakep ada yang cantik.Ada yang berangkat terlambat ada yang tepat waktu seperti Aldo.Dia anak yang teladan dan tepat waktu banyak wanita yang sering kejar-kejar dia,tapi bukan karena punya utang banyak.Termasuk Elsa yang ngefans ma doi.Elsa mulai suka sama dia sejak pandangan ketiga karena pandangan pertama dan kedua lihatnya samar-samar.Sudah bertahin-tahun suka sama dia dari musim rambutan sampai musim durian.
Elsa lalu curhat sama sahabat karibnya,Dona,kalau dia sudah suka sama si Aldo anak kelas sebelah.
“Na,tau nggak…”
“Nggak tau” jawab Dona.
“Ntar dulu seperti maling rambutan yang main srobot aja”
“Iya,ada apa?” Dona mulai ngrespon.
“Aku sudah lama suka sama si Aldo” dengan ekspresi wajah yang memerah.
“Kalau sudah suka mau diapain lagi? Berarti kamu masih normal karena masih suka sama cowo”
“Bantuin deketin aku sama dia donk pacar kamu Toni kan temen akrabnya dia” pinta Elsa penuh harap.
“Ya sudah nanti aku bilang sama Toni”
Pagi yang cerah banget sampai sinar matahari menembus daun-daun pohon durian depan rumah Elsa yang tingginya baru lima meter.Seperti biasa seisi rumah ribut kesana,kesini dan kemari dengan tujuan masing-masing.Akan tetapi pagi itu ada yang beda ternyata Elsa sudah bangun dan sudah siap berangkat ke sekolah spontan ayah dan ibunya tercengang kaget seperti kesetrum tegangan bohlam 5 watt.
“Lho,kamu siapa?” tanya ayah Elsa kaget sebab biasanya Elsa jam segini masih “nongkrong”.
“Aduh gimana sih! Memangnya pada lupa ingatan sama anak sendiri? Ini aku Elsa” protes Elsa sama sikap aneh orangtuanya.

Tidak ada komentar: